"Maret 2020, Indonesia resmi mengumumkan PPKM—saat itu masih diperdebatkan padanan bahasa Indonesia yang tepat untuk lockdown. Kami yang sedang di gudang, menyiapkan segala sesuatu untuk #patjarmerahkaget Solo, terdiam. Seharusnya hari itu sebagian tim telah bergerak menuju Solo.
Memilih Solo sebagai titik pembuka perjalanan keliling sirkus literasi pada 2023, bagi kami, bukanlah sekadar menuntaskan apa yang dulu pernah dimulai. Solo dalam peta pergerakan dan literasi adalah sebuah keistimewaan. Kota ini adalah poros pergerakan. Tokoh-tokoh penting yang menggencarkan pergerakan datang dari Surakarta. Sebutlah Tjokroaminoto, H. Samanhudi, dan Marco Kartodikromo. Mereka mengandalkan kemampuan tulis-menulisnya di surat kabar dan berbagai macam aksi protes yang digelar dalam rangka ”menuntut persamaan hak bumiputera”. Ada pula Tjipto Mangunkusumo yang mengkritisi sistem feodal.
Merunut sejarah penulisan, tak sedikit karya klasik lahir di Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran. Raden Ngabehi Yosodipuro yang menulis Serat Rama (dari Kakawin Ramayana), Pakubuwana IV yang menulis Serat Wulangreh, Mangkunegara IV menulis Serat Wedhatama, Pakubuwana V menulis Serat Centhini, hingga pujangga legendaris, yaitu Ki Padmasusastra dan Ronggowarsito. Selain itu, Bromartani, surat kabar berbahasa Jawa pertama terbit di Indonesia pada 1855, bersamaan dengan koran berbahasa Belanda, De Vorstenlanden.
Solo dengan semua ciri khas dan kedenyutannya menjadi titik tepat untuk mengawali patjarmerah 2023 - ""Denyut"". Dari titik yang menjadi arena pergerakan inilah, patjarmerah akan bergerak.