Kenal Lebih Dekat dengan Seniman Yuk? Ada 7 Studio Seniman Nih yang Bisa Kamu Kunjungi

Apa yang kamu pikirkan tentang studio seniman? Apakah ruang yang penuh cat, troli, kanvas dimana-mana. Tidak lupa tata ruang yang estetik dengan jendela dan balkon yang besar untuk merenung dan mencari inspirasi? 

Sama sih sama pengertian studio pada umumnya. Studio seniman juga menjadi ruang tempat bekerja layaknya kantor namun dengan ritme kerja yang jauh lebih fleksibel, gak ada tuh yang namanya jam kerja nine to five. Studio juga tempat menjadi pergumulan ide, ruang tenang sebelum merasakan riuhnya pembukaan pameran, ruang mencipta gagasan, ruang riset atau bahkan laboratorium. Banyak sih kemungkinan lain alasan studio menjadi tempat terbaik mencipta karya.

Biar gak penasaran? Coba deh kamu berkunjung ke beberapa studio seniman ini. 

Museum dan Studio Nasirun
Kalau kamu kenal Nasirun, pasti pernah dengar kalau dia senang mengoleksi benda seni, terutama milik guru dan teman-teman senimannya. Pria kelahiran Cilacap tahun 1965 ini memiliki studio dan museum yang memamerkan karya-karya koleksinya yang sangat banyak. Bangunan museum yang terletak di seberang rumahnya memang terpajang banyak karya seni mulai dari instalasi, lukisan, patung dan wayang. 

Karya yang dikumpulkan Nasirun merupakan rekaman ingatan dan ungkapan kerinduan kepada pendahulunya. Ia ingin mengucapkan terima kasih dengan mendedikasikan 1 ruang untuk para pejuang kesenian. Menurutnya,  banyak seniman yang dikenal namun sedikit sekali yang dikenang. Ruang dan koleksi Nasirun juga diharapkan menjadi sarana edukasi untuk generasi berikutnya.

Di bangunan museum ini juga kamu bisa melihat bagaimana kecintaan dan rasa hormatnya pada seniman yang dianggap sebagai guru misalnya Fadjar Sidik, Danarto, Affandi, pelukis Sanggar Bambu melalui koleksi karyanya. Ada juga sketsa dan patung Gus Dur, lalu arsip-arsip seniman yang sulit untuk ditemui dengan dicari dan dibeli. Ada fakta menarik nih, bangunan ruang koleksi Nasirun dikerjakan oleh Eko Prawoto arsitek kenamaan Indonesia yang konsisten membangun dengan material alami. 

(Museum dan Studio Nasiru, Dokumentasi : Ripase Nostanta)

Selain di museum, rumah pribadi Nasirun juga dipenuhi oleh karya-karya miliknya yang jumlahnya ribuan. Tidak hanya lukisan, guratan-guratan gambar juga terlihat di seluruh lantai kayu dan perabotan.

Membaca semua deskripsi museum dan studio di atas, kamu pasti sudah tidak sabar untuk segera berkunjung. Kamu bisa langsung datang ke Kompleks Perumahan Bayeman Permai, Kasihan, Bantul. Dibuka pada hari kerja mulai pukul 08.00-16.00 WIB. Masuk ke studio nasirun tidak dipungut biaya apapun namun harus membuat janji dahulu ke @nasirunstudio

Studio Kalahan
Membicarakan tentang Studio Kalahan, tentu tidak lepas dengan bangunan studionya yang bersejarah dan arsip-arsipnya yang lengkap. Pemilik studio ini adalah Heri Dono, seorang seniman Indonesia yang sudah dikenal hingga internasional dengan membawa ciri khas wayangnya.

Kalahan berarti kalah terus. Alasan menggunakan kata kalah secara terang-terangan Heri Dono tidak ingin dirinya menang, menang akan membuatnya merasa cukup dan menghentikan eksplorasi. Sedangkan menjadi kurang akan membuatnya terus belajar dan mencari. 

Studio yang kini menjadi tempat tinggalnya ini dibeli tahun 2001. Sebelumnya bangunan yang sudah berdiri sejak tahun 1933 ini dipakai sebagai tempat tinggal polisi Belanda. Pasca kemerdekaan menjadi tempat tinggal bangsawan bernama Ndoro Momo yang merupakan Kerabat Keraton. Orang-orang sekitar studio ini bahkan lebih mengenal bangunan ini sebagai kediaman Ndoro Momo daripada Studio Kalahan. Setelahnya, bangunan ini masih digunakan oleh banyak pihak seperti menjadi sekolah hingga tempat produksi keramik. 

Studio kalahan awalnya hanya sebagai tempat produksi karya dan bukan tempat tinggal. Namun di tahun 2014, Heri Dono digandeng menjadi partner Yogyakarta Open Studio (YOS), sebuah program yang mengajak pengunjung untuk bisa melihat studio seniman lebih dekat. Heri Dono menyadari antusiasme tersebut dan menyadari studio akan lebih baik tidak hanya memproduksi karya seni saja, namun juga produksi ilmu pengetahuan dan wacana baru. Sejak tahun 2016, Studio Kalahan akhirnya membuka pintu untuk seniman dan pengunjung yang ini belajar dengan program-program mengembangan seni dan edukasi seperti diskusi, lokakarya, public lecture, live performance, artist dan terbuka untuk proposal pameran untuk seniman yang ingin pameran di Kalahan.

Studio kalahan beralamat di Jalan Patukan No. 50, Ambarketawang, Gamping, Sleman. Bisa dikunjungi di hari Senin-Jumat, jam operasional 08.00-16.00 WIB. Kamu harus membuat janji dan menunggu konfirmasi agenda kunjungan dahulu ya melalui @studiokalahan

(Studio Kalahan, Dokumentasi: Studio Kalahan)

Papermoon Puppet Theatre
Kalau studio satu ini kamu pasti kenal deh, pertunjukannya pernah muncul di salah satu scene film Ada Apa dengan Cinta (AADC) 2 saat Rangga dan Cinta lagi nonton teater boneka dari Papermoon Puppet Theatre.

Papermoon Puppet Theatre didirikan oleh Maria Tri Sulistyani (Co. Artistic Director) dan suaminya Iwan Effendi (Co. Artistic Director) di tahun 2006 atas kecintaannya pada dunia seni dan anak-anak. Sebelum menambah kata Theatre di belakang namanya, studio yang berada di Bangunjiwo ini berawal dari keinginan Ria untuk menghadirkan sanggar anak-anak yang memiliki perpustakaan dan menampilkan pementasan boneka.

Sanggar Papermoon Puppet pada tahun 2006 turut terdampak gempa, bangunannya hancur dan terpaksa tinggal di tenda sementara untuk terus menjalankan kegiatan sanggar dengan berfokus menghibur anak-anak. Menempuh jalan yang tidak mudah untuk bangkit kembali, Ria dan Iwan kembali memantapkan tekadnya mempertahankan sanggar dengan berganti nama menjadi Papermoon Puppet Theatre. Hingga hari ini Papermoon telah menciptakan 20 pertunjukan boneka, pameran hingga instalasi seni dan keliling beberapa negara.

(Studio Papermoon Puppet Teathre, Dokumentasi: Studio Papermoon Puppet Teathre)

Papermoon Puppet memiliki beberapa program seperti  karya pertunjukan, visual art project, program residensi seniman, lokakarya dan menginisiasi 2 festival berskala internasional; PESTA BONEKA dan Gulali Festival.

Studio Papermoon Puppet Theatre merupakan dapur untuk bekerja dan membuat karya, oleh karena itu hanya bisa dikunjungi pada saat-saat tertentu. Kamu bisa berkunjung dengan mengikuti program studio visit atau mengambil kelas "Private clay puppet making" dan menginap di Papermoon Residency House. Untuk seniman, Papermoon membuka kesempatan bagi  untuk melakukan proses residensi di Papermoon Residency House. Informasi lebih lengkap tentang acara ini bisa melalui @papermoonpuppet melalui https://www.papermoonpuppet.com/

Rumah DAS
Studio yang bernuansa rumahan di utara Kota Jogja mungkin bisa mewakili Rumah DAS. Ruang alternatif milik seniman Dyan Anggraini awalnya difungsikan sebagai ruang pribadi memajang karya miliknya saja.

Baru saja diresmikan pada 21 Juli yang lalu, Rumah DAS memiliki perjalanan yang panjang hingga bisa berdiri hari ini. Tahun 1994  Dyan Anggraini membangun Dyan Anggraini Studio secara bertahap dan selesai di tahun 2009. Dyan Anggraini yang juga berprofesi sebagai pegawai pemerintahan, masa pensiunnya dimanfaatkan untuk kembali menghidupkan studio miliknya dengan membuka kesempatan magang dan kunjungan.

Rumah DAS memiliki beberapa program, salah satunya merespon hari gambar bersamaan dengan peringatan hari pendidikan nasional. Selain itu, studio ini juga terbuka atas kolaborasi dengan seniman lain dengan cara mengirim proposal dengan sistem kurasi. 

Fasilitas yang dimiliki Rumah DAS antara lain galeri, perpustakaan, studio, kedai dan art shop. Hal yang menarik dari perpustakaan dari studio ini adalah banyaknya buku kesenian terutama seni rupa yang biasanya sulit kamu temukan dimana-mana bisa dibaca secara cuma-cuma.

Saat ini Rumah DAS sedang melangsungkan satu pameran berjudul Matahari 3 #2 di Pojok Teracota oleh 3 perupa yaitu Kartika Affandi, Nunung WS dan Dyan Anggraini. Sebuah pameran yang memamerkan karya dari tiga perupa perempuan yang sudah mendedikasikan dirinya pada kesenian sejak sebelum tahun 80-an. Pameran ini berlangsung dari tanggal 21 Juli - 21 Agustus 2023, berlokasi di Jl. Matematika No.28B, Dusun Pojok-Tiyasan, Condongcatur, Sleman, DIY. Buka pukul 10.00 - 20.00 WIB dan tidak dipungut biaya.

Masih banyak lho program terbaru Rumah DAS di waktu mendatang seperti lokakarya menggambar bersama anak-anak yang tentunya akan sangat ditunggu dan seru, informasinya bisa kamu cek di @rumah__das

(Rumah DAS, Dokumentasi: Tete Pucuk)

Studio Mogus
Pernah nonton video klip penyanyi Tulus yang judulnya Hati-Hati di Jalan? Kamu pasti melihat dua karakter berwarna kuning dan abu-abu bernama Asam Garam sepanjang videonya, nah karya itu adalah ciptaan seniman Mang Moel.

Mang Moel merupakan salah satu seniman  Jogja yang dikenal dengan karya-karya  media rajutnya yang masif. Karyanya pernah dipamerkan di commission work ARTJOG berjudul sea remembers tahun 2018, dengan membawa instalasi rajutan setinggi 9 x 12 meter bertema bawah laut yang warna warni.

Mang Moel memiliki studio yang bernama Mogus. Mogus bisa diartikan sebagai Monster Gurita Sigantarang. Karakter berbentuk gurita ini bisa berubah-ubah bentuk dan merupakan citraan alter ego senimannya yang sudah ada sejak tahun 2008. 

Studio Mogus milik Mang Moel berlokasi di Gg. Puntadewa, Jetis, Tamantirto, Kec. Kasihan, Bantul. Sebanyak 3 lantai, kamu akan melihat ruang kerja sekaligus tempat display karya-karyanya. Di lantai 1 terdapat ruang simulasi, gudang dan pameran. Lantai 2 difungsikan sebagai tempat produksi karya sekaligus kantor dan lantai 3 gudang benang dan stok karya. 

(Studio Mogus, Dokumentasi: @dimas_nindyo)

Studio Mogus sendiri belum memiliki program untuk publik dalam waktu dekat. Namun harapan dari Mang Moel akan ada program seperti workshop, pameran dan diskusi yang bisa diakses oleh publik kedepannya. Studio ini hanya menerima kunjungan grup atau rombongan dengan menyesuaikan jadwal seniman. Informasi lebih lengkap tentang Studio Mogus bisa cek di @mogusstudio ya.

Studio Tactic 
TPA Piyungan Yogyakarta ditutup, kamu bingung cara mengolah sampah sendiri? Kolektif seniman muda Tactic Plastic bisa mengolahnya menjadi karya seni yang apik.

Tactic Plastic berdiri dari tahun 2016 diinisiasi oleh Mutia Bunga dan Ayu Arista Murti. Anggota Tactic sebenarnya terdiri dari beberapa orang yang sifatnya tidak tetap dan terikat, beberapa kali mereka juga pernah menerima anggota disesuaikan dengan proyekan mereka namun tetap terkurasi. 

Sebagai lulusan seni lukis, Bunga dan Ayu memiliki keinginan untuk berkarya di luar zona nyaman dan kebiasaan, tidak terpikir untuk menghadirkan karya dari plastik melainkan found object dan merespon terorisme di Surabaya awal tahun 2018. Alasan pemilihan plastik sendiri dikarenakan warnanya yang beragam sesuai dengan palet warna pada cat akrilik. 

Pameran Base in Me oleh Tactic Plastic di Bale Banjar Sangkring tahun 2018, mempertemukan Bunga dan Ayu bertemu Lily Elserisa. Lily hadir dan membawa Tactic menjadi kelompok seni rupa sekaligus memantapkan untuk mengangkat isu lingkungan. 

Tactic memiliki beberapa program publik yaitu "Adopsi Plastik" yang diinisiasi sejak akhir tahun 2018. Sebuah upaya cut the system sampah rumah tangga terutama plastik, untuk dikelola menjadi karya sebelum masuk ke TPA. Program ini masih berlanjut, namun belum dibuka kembali karena  sampah yang lama yang dikumpulkan Tactic belum habis.  

Akses masuk ke Studio Tactic Plastic  harus melakukan janji dahulu atau mengikuti open studio. Selain karena menyesuaikan jadwal, studio yang merangkap dengan rumah tinggal. 

Info tentang open studio bisa kamu cek secara berkala di @tactic.plastic. Jumlah pengunjung terbatas sebanyak 10 orang. Lokasi Tactic Plastic berada di Alamatnya Jalan Danunegaran, Mantrijeron, Yogyakarta.

(Studio Tactic, Dokumentasi: Mutia Bunga)

Tempa 
Yang sering nonton pameran di Jogja pasti tidak asing sama duo seniman muda ini yaitu Tempa. Karya mereka bahkan pernah digunakan pada kemasanan brand air mineral. Dengan ciri khas warna yang cerah dan kontras kalian akan dengan sangat mudah mengenali karya miliknya.

Tempa terdiri dari Rara Kuastra dan Putud Utama. Tahun 2015 memutuskan menggunakan nama Tempa sebagai identitas mereka berdua dengan tujuan tetap berkarya seni rupa, tidak hanya mengeksplorasi lukisan namun juga material lain seperti kayu. 

Kerjasama Rara dan Putud bermula dari produk Art Merchandise berupa scarf. Pada tahun  2017 di Kedai Kebun Forum, Tempa melangsungkan pameran pertama mereka sebagai seniman namun tidak melukis di media kanvas. Karya yang mereka presentasikan masih tidak lepas dari produk merch seperti karpet, print dan clay.

Studio Tempa tidak dibuka untuk umum. Namun kalau kamu ingin berkunjung bisa membuat janji melalui Rara Kuastra atau @_tempa_

Berlokasi di Griya Suryo Asri I, No.C6, RT.69/RW.17, Suryodiningratan, Mantrijeron, Yogyakarta, tidak jauh dari Alun-alun selatan. Kalau kamu ingin berkunjung bisa langsung hubungi kontak yang tertera ya.

(Studio Tempa, Dokumentasi: Tempa)

Nah, gimana 7 studio seniman yang bisa dikunjungi kamu kunjungi ini? Kalian bisa segera agendakan dan jangan lupa janjian dulu ya!