7 Cerita Seru Seni Rupa Selama ARTJOG 2023 Berlangsung

ARTJOG sudah menutup rangkaian acara dan pamerannya di tanggal 27 Agustus yang lalu. Meskipun demikian, banyak cerita seni rupa di balik layar yang seru dan ditunggu-tunggu untuk dikabarkan.

Beberapa informasi ini diperoleh dari berita seni rupa yang sedang hangat, pengunjung dan gallery sitter. Pengalaman-pengalaman mereka juga beragam, ada yang berhubungan dengan cerita mistis hingga cerita yang informatif. Sudah siap membuat penasaran dan bulu kuduk bergidik? Ini dia 7 cerita serunya, yuk simak.

1. Kanvas-Kanvas Putih di Beringin JNM
Cerita hantu merupakan fenomena irasional yang masih menjadi topik cerita yang digemari oleh beberapa kalangan. Cerita kali ini berkaitan dengan kawasan Jogja National Museum, lokasi ARTJOG berlangsung.

Diceritakan oleh salah satu pengunjung ARTJOG bernama Khazna. Ia merupakan seorang mahasiswa ekonomi kampus pendidikan di Yogyakarta. Berawal dari ketertarikannya untuk datang ke Pameran ARTJOG setelah menonton konten-konten video estetik di sosial media dan ingin mencoba hal yang sama.

Setelah selesai dan hendak pulang menuju parkiran, Khazna tertegun sejenak melihat masih ada karya ARTJOG lain berupa instalasi kanvas putih bertebaran di rimbunan daun beringin di tengah-tengah JNM Bloc. Saat mendekatkan diri dan mencoba melihat lebih detail, kanvas putih tersebut hilang dan petugas menginfokan bahwa tidak ada karya seni yang diaktivasi di sana. Jadi kanvas putih atau apa?

(Beringin JNM, Dokumentasi: JNM)

2. Kritik Nirwan Dewanto
Perjalanan cerita ARTJOG masih berlanjut dan seru. Bukan kisah yang membuat bulu bergidik saja, turut pula bagaimana perhelatan ARTJOG dikritisi oleh kurator dan penulis Nirwan Dewanto dalam sebuah surat tertuju untuk ke Hendro Wiyanto dan Heri Pemad.

Dalam suratnya, Nirwan mengkritisi dan menyebut semua karya seniman ARTJOG 2023 dengan lugas. Begitu juga dengan catatan kuratorial dua kuratornya tentang mengajukan motif lamaran ke seniman. Dalam tulisannya, hadir juga bagaimana ia melihat Biennale di Indonesia saat ini yang  sudah terlalu terseret pada pewacanaan kurator.

Begitu juga tentang pemilihan seniman utama yang dianggap mengambil mode aman dengan melamar mereka yang sudah establish dan terkenal. Buat kamu yang belum baca surat lengkapnya bisa langsung ke senirupa.id

(Nirwan Dewanto, Dokumentasi: Nirwan Dewanto)

3. Pengunjung Bagi-Bagi Kartu Nama
Bercerita tentang keseruan di ruang pameran ,tentunya para gallery sitter mendapatkan porsi yang lebih banyak daripada panitia lainnya.

Saat ARTJOG berlangsung banyak cerita tentang bagaimana hal-hal random terjadi saat pengunjung berkeliling empat lantai ruang pameran.

Seperti pengunjung yang foto-foto tidak senonoh di karya Yosep Arizal berjudul El Mastruo yang bervisualkan bagian tubuh seperti mata, telinga, kaki, payudara dan penis. Lalu ada pula pengunjung dari Korea Selatan yang membagikan kartu namanya kepada setiap gallery sitter yang sedang bertugas.

(Suasana Ruang Pamer, Dokumentasi: Primasjati)

4. Teror-Teror di Lantai 1
Kamu yang sudah mengunjungi ARTJOG dan pernah merasakan keanehan di ruang pameran harus tau hal ini. Menurut pengakuan beberapa pengunjung yang memiliki sensitivitas pada makhluk lain, mengungkapkan sering mendapatkan teror dari lantai 1 ruang pameran tepatnya di ruang karya I Made Djirna berjudul AKAH dan Gegerboyo berjudul Kayon Penutup.

Pada karya AKAH, I Made Djirna menghadirkan objek temuan yang selama ini dikumpulkannya saat berpetualang di Bali. Sedangkan karya Gegerboyo bercerita tentang penelitian situs peziarahan yang disebut Gunung Hargo Gumilang atau Gunung Tutup di Desa Ponjong di Gunungkidul dengan Pak Kino sosok yang memiliki kesaktian.

Selain karena ruang yang gelap, visual dan efek suara yang membuatnya menjadi lebih seram. Menurut orang-orang yang memiliki penglihatan istimewa, dua ruang ini pada dasarnya memiliki energi yang saling tarik menarik yang menjadi tempat yang  mudah untuk makhluk lain menampakkan dirinya. Apakah kalian memiliki cerita yang sama?

(Suasana Lantai 1, Dokumentasi: Primasjati)

5. Penyanyi Tulus Minta Tur Tengah Malam
Tentu kamu mengenal siapa Tulus, seorang penyanyi yang dikenal dengan lagu-lagunya yang cukup candu seperti Labirin atau Hati-hati di Jalan. 

Di tengah kesibukannya dari panggung ke panggung, Tulus juga memiliki ketertarikan pada karya seni. Pernah kuliah di jurusan Arsitektur di salah satu perguruan tinggi di Bandung, ia menikmati berbagai karya seni di ARTJOG dengan meminta khusus datang saat jam kunjung selesai. Tulus bahkan kembali mendatangi ARTJOG keesokan harinya dan betah hingga pukul 00.30 WIB.

Dari 52 karya seniman tahun ini, Tulus sangat menyukai karya dari Goenawan Mohamad berjudul Kitab Hantu di lantai 1. Ia rela berlama-lama membaca jenis hantu-hantu yang ditampilkan sambil tersenyum tipis. Hantu Jim Isin menjadi favoritnya, makhluk yang dikalangan hantu Nusantara memiliki karakteristik suka malu-malu.

(Tulus, Dokumentasi: TULUS)

6. Karya Aurora Arrazi yang Sering Dirusak
Saat ke ARTJOG kamu pernah lihat karya stop kontak yang terbuat dari kertas dan beberapa figur super mini yang sedang duduk di atasnya? Ini adalah karya Aurora Arrazi, seniman yang berdomisili di Bandung.

Karya stop kontak berjudul You Don't Have to Ask Why dan figur a Smile For a Day merupakan karya replika obyek sehari-hari seperti ubin dan perlengkapan listrik yang terbuat dari kertas putih. Ilusi ganda dan memainkan persepsi pengunjung ini adalah awal mula mengapa karya ini membuat siapa saja penasaran.

Menurut panitia, karya Aurora ini bisa mendapat predikat karya paling sering rusak akibat pengunjung yang tidak taat aturan. Meskipun tulisan peringatan kehati-hatian sudah tertempel. Rasa penasaran dengan menyentuh karya masih saja terjadi. Akibatnya karya mengalami kerusakan fatal yang harus diperbaiki dan dikirim sebanyak 3 kali ke Bandung. Tercatat karya ini pernah bergeser 10 kali dan rusak sebanyak 5 kali.

(Karya Aurora, Dokumentasi: ARTJOG)

7. Hantu Menyerupai Gallery Sitter
Ditutup dengan fenomena menyeramkan lagi, kali ini berkaitan dengan makhluk yang menyerupai gallery sitter dan membantu berjaga-jaga karya.

Tepatnya di lantai paling atas, salah satu personil sebut saja Firda saat itu sedang beristirahat dan mengambil minum ke ruang panitia yang berbeda gedung, tepatnya di sebelah barat ruang pameran. Personil lainnya yang bekerja di lantai yang sama biasanya akan saling menunggu satu sama lain. Tidak berlangsung lama mereka mendapati Firda sudah kembali ke tempat awalnya. Tiba pergantian shift, Firda ternyata masih di ruang panitia dan mengaku belum ada naik lagi. Lalu siapa yang sedang berjaga di lantai atas?

(Ruang Pameran ARTJOG, Dokumentasi: Primasjati)

Bagaimana dengan 7 cerita seru sepanjang ARTJOG tahun ini? Apakah kamu punya pengalaman yang sama?